Senin, 06 Juli 2015

Skandal - Raja Idrus dan Ratu Markonah

Konon tempo doeloe (gak dulu-2 amat sih) tahun 50-an, kalo ade perempuan pake kaca mata item langsung aje di-suit-suitin sambil di-gaok-gaokin  “AWAS RATU MARKONAH MAU LIWAT”. Alhasil tahun2 segituan tukang kacamata item
buat perempuan drastis melorot penjualannya. Ini ada asababnya, en bukan sekedar “sebab” tapi udah bole dibilang “SKANDAL TERBESAR DI NEGARA INI” karena pihak istana (Sukarno) saat itu ikut terlibat dan menanggung malu jadinya.

Alkisah tahun 1950-an, Indonesia sedang berjuang membebaskan Irian Barat, ujug-ujug nongollah dua manusia ini. Markonah berumur 50-an. Wajahnya lumayan menarik. Tapi ia memiliki cacat di matanya sehingga selalu memakai KACA MATA hitam beserta “Suami” – nya mengaku sebagai RAJA dan RATU SUKU ANAK DALAM, SUMATERA.

Mereka lantas menemui sejumlah pejabat dengan mengaku sedang melakukan muhibah ke sejumlah daerah di tanah air. Dengan dandanan yang meyakinkan (tapi norak-nya ya kelihatan juga sih walau dandanannya mewah), para pejabat pun menyambut dengan tangan terbuka atas kunjungan Raja Idrus dan sang permaisuri.

Hebatnya para pejabat memberikan sambutan yang luar biasa kepada mereka. Mereka dijamu, dielu-elukan, diajak foto bersama dan mendapat liputan media massa. Entah bagaimana ceritanya, kemudian ada seorang pejabat yang memperkenalkan sang raja dan ratu itu kepada Presiden Soekarno dengan  alasan Raja Idrus dan Ratu Markonah sudah seharusnya diterima di istana. Sebab raja dan ratu itu bisa membantu pembebasan Irian Barat.

Kala itu Bung Karno memang sedang membutuhkan dukungan rakyat untuk membebaskan Irian Barat yang masih dikuasai Belanda. Maka Soekarno pun mengundang Idrus dan Markonah ke Istana Merdeka. Di istana, tentu saja keduanya mendapat sambutan dan dijamu layaknya tamu terhormat. Tidak ketinggalan mereka juga diberi uang untuk misi membantu pembebasan Irian Barat.

Bahkan diberitakan mereka menginap dan makan gratis di hotel selama berminggu-minggu. Pertemuan Idrus dan Markonah dengan Bung Karno pun diberitakan media massa waktu itu. Koran-koran  waktu itu memasang foto pertemuan Markonah dengan Bung Karno.  Di foto itu, Markonah dengan kaca mata hitamnya bersama sang suami berpose bersama Bung Karno. Di keterangan foto disebutkan, Raja Idrus dan Ratu Markonah akan membantu pembebasan Irian Barat.

Namun kenyataan berbicara lain tentang Raja dan Ratu unik tersebut. ternyata hanya penipu kelas kakap. Kedok mereka terbongkar saat suami istri itu jalan-jalan di sebuah pasar di Jakarta. "Saat itu ada tukang becak yang mengenali Idrus, karena Idrus itu ternyata TUKANG BECAK. Dari sinilah wartawan melakukan investigasi dan membongkar kedok penipu itu. Markonah ternyata seorang PELACUR KELAS BAWAH di Tegal, Jawa Tengah. Lucunya itu ya  presiden kok bisa tertipu.

Menurut analisa,  Soekarno bisa tertipu Idrus dan Markonah karena ia sedang mencari dukungan rakyat untuk proyek pembebasan Irian Barat. Selain itu juga, karena sebagai pemimpin, Bung Karno ingin menunjukkan dirinya dekat dengan rakyat.  Itulah tipikal dan penyakit pemimpin kita, selalu inginnya kelihatan dekat dengan rakyat.

Skandal  Idrus dan Markonah merupakan kasus penipuan nasional pertama yang dialami negeri ini dengan korban istana. Ternyata penipuan dengan korban istana tidak berhenti pada zaman Soekarno. Kasus serupa bahkan kembali berulang pada pemerintahan selanjutnya (nanti kita sambung ya)

CATATAN ; Udah dicari kemana-mana gak ada sepotong juga foto raja dan ratu tersebut padahal pada waktu itu hampir setiap koran menampilkan foto mereka. Mungkin semuanya sudah di black-out (dimusnahkan) supaya aib ini tidak meluas dan berkepanjangan. Agar ente yang waktu itu belum lahir biar gak penasaran kita pajang deh disini ilustrasinya dengan pemerannya yang kite semua udah pade kenal)

Tidak ada komentar: